Top Ad 728x90

Tuesday 11 November 2014

Pertemuan

by

Apa yang kau inginkan dari sebuah pertemuan? Mungkin sebagian dari kita akan akan terdiam sejenak untuk berfikir tentang sebuah pertemuan. Bagaimana jika jawaban yang dilontarkan adalah "perpisahan"? Perpisahan, sesuatu hal yang tentu sangat menyakitkan yang pasti akan ditemui, meski yang kita harapkan adalah sebuah kebahagiaan. 

Ya, sejatinya pertemuan adalah perpisahan. Bagaimanapun sebuah pertemuan akan diakhiri oleh perpisahan. Namun di bagian akhir itulah bagaimana kita menyikapi sebuah pertemuan. Banyak yang berpendapat bahwa sebuah perpisahan adalah menyakitkan. Namun, cobalah kita untuk berfikir ulang untuk hal itu. 

Apa yang menyebabkan perasaan yang menyakitkan ketika terjadi perpisahan? Bukankan hal itu adalah dari diri kita sendiri? Ketika terjadi perpisahan kita hanya sekedar "melupakan" bukan merelakan. Kita akan mencoba melupakan kenangan-kenangan kebahagiaan yang terbentuk sewaktu bersama, sejatinya kita mengingat kembali kenangan tersebut. 

Namun, hal yang akan kita rasakan berbeda ketika perpisahan itu kita relakan. Biarkan saja kenangan itu lenyap bersama perpisahan, biarkan saja ia hanyut secara perlahan hilang bersama perpisahan. Dan itulah yang ku rasakan sekarang, ketika aku mengharap kebahagiaan saat pertemuan, aku harus mencoba "merelakan" sebuah kenangan hanyut perlahan, namun tanpa perpisahan

Di rumah kenangan
Selepas gerimis diatas senja
Yogyakarta, 11 November 2014



Thursday 6 November 2014

Kenangan

by

Malam ini tak sengaja purnama menyapaku, tetiba saja aku teramat merindukanmu. Aku teringat sebuah kenangan, ketika aku bersama seseorang, menunggu sang purnama selepas senja. Samar memang. Hingga terkadang aku lebih memilih untuk mencuri pandang untuk melihat senyumnya daripada menanti celah rembulan. Tak kupungkiri, senyumnya begitu ikhlas ketika mengharap rembulan yang tak kunjung datang, sebuah simbol kebahagiaan dari seorang yang sederhana, yang tersirat begitu rapinya. 

Seperangkat besi tua, saksi tak bernyawa ketika aku duduk berdampingan bersamanya, bercerita tentang aku, tentang dia, tentang sesuatu yang menyimpul senyum kami berdua. Ya, hari itu teramat istimewa bagiku, terutama ketika aku menerka-nerka sebuah keajaiban yang selalu ku dambakan akan segera terwujud. Hanya saja, Tuhan berkehendak dengan memberikan jalan yang berbeda agar aku mengerti apa yang Tuhan rencanakan padaku. 

Dari sanalah terwujud sebuah kenangan, memang tak mampu aku untuk mengulangnya, tapi aku masih bisa mengulang kebahagiaannya. Ketika hening mataku terpejam, dan kebahagiaan yang kuharapkan dari sebuah kenangan bengitu nyata, walaupun ku sadari, semua itu hanyalah ilusi semata. Entah apa yang kau isyaratkan di balik senyummu waktu itu. Namun aku merasakan senyummu begitu hangat, bahkan ketika dirimu tersenyum sambil memandangku. Yang kuingat, bahwa waktu itu tak sengaja pandangan kita saling beradu.

Entah mengapa kini aku hanya bisa berharap dan berdo'a agar Tuhan tak serta merta menghapus kenangan itu dari hidupku. Aku yakin Tuhan adalah Maha Pendengar bagi hamba-hambanya yang dengan ikhlas berdo'a. Hanya saja, terkadang aku beku ketika aku bertemu denganmu, seluruh tubuhku terasa kaku. Tapi kamu tak perlu kamu khawatir, mungkin itu hanyalah bentuk suara hati yang tek rela atas sebuah realita.

Dibalik Purnama Malam-Mu,

Yogyakarta, 6 November 2014

Top Ad 728x90